Home

Sarang Semut

Di Indonesia, tanaman epifit seperti sarang semut memang potensial sebagai obat. Jika tanaman bersimbiosis dengan tanaman lain, kaya akan metabolit sekunder. Menurut Sumali, ” Ada yang berasal dari tanaman inang maupun epifit itu sendiri”. Semua makhluk memiliki metabolit primer yang sangat dibutuhkan antara lain karbohidrat, protein, lemak, dan asam lemak. Sedangkan metabolit sekunder seperti alkaloid, terpenoid, steroid, dan glikosida tak mutlak ada.

Sarang Semut
Sarang Semut

Senyawa aktif apa yang terkandung dalam sarang semut? Uji penapisan yang dilakukan oleh Dr. Muhammad Ahkam Subroto dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi membuktikan, sarang semut mengandung flavonoid dan tannin. Menurut Prof. Dr. Sidik beliau adalah Guru Besar Farmakologi Universitas Padjadjaran “Dengan ditemukannya senyawa flavonoid dan tannin, sarang semut sangat berpotensi menjadi fitofarmaka setelah melewati serangkaian uji”. Bagi tubuh, flavonoid berfungsi sebagai antioksidan sehingga ampuh mencegah sekaligus mengatasi serangan kanker. Mekanisme kerja flavonoid dalam mengatasi dengan menginaktifikasi karsinogen, penghambatan siklus sel, dan induksi apoptosis. Sumali Wiryowidagdo, mengingatkan untuk tak terlalu lama ketika merebus sarang semut. Tujuannya agar flavonoid yang dikandung tidak rusak. Jika dilakukan perebusan pada suhu 90 derajat celsius dan hanya boleh perebusan selama 15 menit.

Mengenai kandungan flavonoid dan tannin, Prof. Dr Elin Yulinah Sukandar, Beliau adalah Guru Besar Farmasi ITB mengatakan, sulit menganalisis lantaran tergantung senyawa yang diikat. Flavonoid dan tannin terdiri atas banyak senyawa. Bentuknya bervariasi, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri, dari antioksidan, antialergi, sampai antibakteri.